25 April 2012

Acara Nonton Bareng Film Kita Vs Korupsi (KvsK)



Dalam rangka penanaman nilai-nilai Kementerian Keuangan khususnya nilai integritas, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak menyelenggarakan acara nonton bareng film Kita Versus Korupsi (KvsK). Film KvsK merupakan produksi kerja sama antara KPK, US AID, Transparency International Indonesia, Management Systems International, dan Cangkir Kopi. Bertindak selaku produser eksekutif adalah tokoh-tokoh yang selama ini terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi, yaitu Busyro Muqoddas, Juhani Grossman, dan Teten Masduki.


Acara yang santai dengan format lesehan ini dilaksanakan bersamaan dengan acara Penguatan Mental yang dibawakan oleh Pimpinan DJP. Acara penguatan mental ini direncanakan akan diadakan untuk seluruh pegawai diawali dengan para pegawai di wilayah Jakarta. Rangkaian acara Penguatan Mental dan Nonton Bareng dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu pelayanan kepada WP.
Film Kita VS Korupsi terdiri atas empat film pendek yang masing-masing digarap sutradara dengan aktor berbeda: ”Rumah Perkara” arahan sutradara Emil Heradi, ”Aku Padamu” (Lasja F Susatyo), ”Selamat Siang Risa” (Ine Febriyanti), dan ”Psstt... Jangan Bilang Siapa-Siapa” (Chairun Nissa). Payung besar empat cerita tersebut adalah perilaku koruptif manusia yang menjadi sumber dari tindak korupsi.
Kisah berasal dari lanskap tempat dan waktu yang berbeda-beda. ”Selamat Siang Risa”, misalnya, berlanskap era tahun 1974 ketika peristiwa Malari meletus. Sedangkan ”Aku Padamu” dan ”Psstt... Jangan Bilang Siapa-Siapa” berlatar kehidupan kaum muda kota besar hari ini. Adapun ”Rumah Perkara” berlanskap masyarakat desa.
Film ini menekankan bahwa keteladanan merupakan faktor penting dalam penanaman nilai antara lain kejujuran. Risa mencontoh perilaku sang ayah yang bersih dan jujur. Tokoh gadis dalam cerita ”Aku Padamu” yang diperankan Revalina S Temat becermin pada sikap Pak Markun, guru jujur berbakti. Pak Markun (Ringgo Agus Rahman) berkukuh untuk tidak menyogok guna mendapatkan surat keputusan sebagai pegawai negeri sipil. Sampai meninggal, guru itu tidak diangkat sebagai PNS. Ia memilih untuk tetap jujur dan mengabdi.
Kepada murid-muridnya, Markun suka mendongeng. Salah satu nasihat yang ia sisipkan dalam dongeng adalah, ”Ketika kamu menyerah kepada ketidakjujuran, matahari akan menangis.... Dan halilintar akan tertawa....Hati akan porak poranda dan tidak terdengar lagi suaranya....”
Nasihat itu tersimpan di benak muridnya sepanjang masa. Ketika sang murid itu menjadi gadis dan hendak menikah di Kantor Urusan Agama, calon mempelai pria yang diperankan Nicholas Saputra hendak menyogok petugas KUA. Namun, gadis itu dengan tegas menolak cara tersebut. ”Kalau tahu kamu begini (menyuap petugas), aku mikir dua kali untuk bilang ya pada kamu....”
Kita VS Korupsi mengingatkan juga bahwa perilaku koruptif sekarang ini telah tumbuh di masyarakat dan menjadi tabiat sehari-hari yang dianggap ”biasa”. Dalam cerita ”Psstt... Jangan Bilang Siapa-Siapa”, dua siswa SMA dengan enteng dan riang ngobrol soal upaya mendapat duit dengan mudah tanpa rasa bersalah. Mereka hidup dalam lingkungan keluarga koruptif. Ibu salah seorang remaja itu biasa mengambil keuntungan dari suami dengan menggelembungkan biaya pendidikan anaknya. Sang anak dengan berbagai cara ngelaba kepada orangtua. Dan rupanya sang ayah ternyata memiliki kebiasaan yang sama di lingkungan kantornya. Celakanya lagi, salah seorang guru mereka juga berperilaku koruptif, yaitu menjual buku secara paksa kepada murid. Gita (Alexandra Natasha), seorang remaja yang tumbuh dalam keluarga yang bersih dan jujur, malah menjadi seperti makhluk aneh di lingkungan remaja yang koruptif.
Acara nobar ini bertujuan untuk mengingatkan kembali komitmen pegawai DJP terhadap reformasi birokrasi, serta memahami bahwa korupsi dimulai dari hal-hal kecil, dan setelah memahami, dapat bersama-sama mencegahnya dengan memulai menghindari perilaku koruptif oleh diri sendiri.
Acara nobar di KPDJP juga sempat dihadiri oleh Teten Masduki, Sekretariat Jenderal Transparency International Indonesia (TII). “Terima kasih pada Pajak yang telah menonton film KvsK, luar biasa sudah 6000 orang! Jumlah terbanyak dari suatu institusi hingga saat ini!” ungkap Teten Masduki setelah acara nonton bareng di KP DJP. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar